BAB 1
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat
penting. Informasi apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai
alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indonesia
kebutuhan dunia komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa
tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa Indonesia
sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan
kematangannya. Kita tahu bahwa masyarakat kita (Indonesia) sangat menjunjung
kesantunan dalam berbahasa. Makna yang akan disampaikan tidak hanya terkait
dengan pemilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya. Sebagai
contoh, pemilihan kata yang tepat apabila disampaikan dengan cara kasar
akan tetapi dianggap kurang santun.
Senada dengan pendapat (St. Y. Slamet 2008:31)
Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Bahasa diucapkan
dan didengar, bukan ditulis dan dibaca, disamping tetap ada yang diucapkan dan
didengarkan. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam
menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide
itu sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak
berbicara.
Di Indonesia sendiri didalam kehidupan
sehari-hari masih banyak yang menggunakan bahasa daerahnya masing-masing,
mereka beranggapan bahwa menggunakan bahasa Indonesia dalam sehari-hari akan
terasa seperti bergaya dan berlebihan. Sesungguhnya manfaat dari berbahasa
Indonesia ini yaitu memberikan atau melatih kita supaya terbiasa berbahasa
Indonesia, sehingga apabila kita dalam sebuah forum yang formal kita akan mudah
menguasai bahasa Indonesia yang sopan dan bisa memberikan pemahaman terhadap
orang lain dengan jelas. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat pengaruh bahasa dari
beberapa media cetak baik tulis maupun media elektronik, dan juga ada
pengaruhnya dari bahasa remaja atau yang dikenal dengan bahasa gaul, sehingga
bisa jadi bahasa yang kita gunakan tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
Dewasa ini banyak beredar pertanyaan, “Benarkah
bahasa SMS dan bahasa gaul merusak tatanan bahasa Indonesia?” . Maraknya
pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan murah, juga dapat
melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Pemakaian
singkatan di dalam menggunakan sms kerap kali membuat masyarakat menjadi
terbawa arus di dalam menuliskan kata-kata baku, sepeti menulis surat, cacatan
dan sebagainya.
Begitu pula yang terjadi pada bahasa anak zaman sekarang atau yang di sebut dengan bahasa gaul. Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan masalah
Begitu pula yang terjadi pada bahasa anak zaman sekarang atau yang di sebut dengan bahasa gaul. Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan masalah
Seiring dengan latar belakang diatas kami merumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pengaruh SMS terhadap tatanan bahasa Indonesia?
b. Bagaimanakah Pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia?
C. Tujuan
a. Bagaimanakah pengaruh SMS terhadap tatanan bahasa Indonesia?
b. Bagaimanakah Pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Seiring dengan perkembangan rumusan masalah yang kami rumuskan diatas, maka tujuan kami menulis
makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaruh SMS terhadap tatanan bahasa Indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
a. Untuk mengetahui pengaruh SMS terhadap tatanan bahasa Indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
D. Manfaat
Manfaat yang akan didapat dalam penulisan makalah ini
adalah (1) manfaat secara teoritis dan (2) manfaat secara praktis.
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan yang berhubungan dengan pengaruh SMS dan bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan yang berhubungan dengan pengaruh SMS dan bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
b. Manfaat praktis
Secara praktis makalah ini dapat bermanfaat :
a) bagi penulis, untuk dijadikan referensi dan bahan presentasi tugas bahasa indonesia.
b) bagi keluarga atau teman-teman MA Walisongo Pecangaan Jepara, makalah ini diha rapkan dapat memberi informasi tentang Pengaruh SMS dan bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
c) bagi pembaca secara umum, Makalah ini diharapkan dapat memberi informasi dan dapat membantu menumbuhkan rasa solidaritas dan cinta terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa kita tercinta ini yaitu bahasa Indonesia tetap utuh dan jaya selamanya.
Secara praktis makalah ini dapat bermanfaat :
a) bagi penulis, untuk dijadikan referensi dan bahan presentasi tugas bahasa indonesia.
b) bagi keluarga atau teman-teman MA Walisongo Pecangaan Jepara, makalah ini diha rapkan dapat memberi informasi tentang Pengaruh SMS dan bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
c) bagi pembaca secara umum, Makalah ini diharapkan dapat memberi informasi dan dapat membantu menumbuhkan rasa solidaritas dan cinta terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa kita tercinta ini yaitu bahasa Indonesia tetap utuh dan jaya selamanya.
E. Metode
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi dan Tinjaun Pustaka. Metode observasi merupakan suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang secara langsung.
Sedangkan tinjaun pustaka adalah suatu metode dengan menggali sumber dari
berbagai sumber refrensi seperti buku, koran, majalah, kamus, internet ataupun
pendapat para ahli yang telah terbukti kebenarannya.
BAB 2
Pembahasan
A. Landasan teori
1. Pengertian Bahasa
Menurut Chaer (dalam Massofa, 2009) bahasa adalah suatu sistem
lanuang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat
tutur untuk bekerjasama, berkornunikasi, dan mengindenfikasi diri. Menurut
pendapat di atas maka dapatdisimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang
digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi.Keraf (dalam
Massofa, 2009) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang,yaitu bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi dan yang mempunyai makna. Bahasa
sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terdiri atas dua bagian
utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Menurut pendapat
tersebutdapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap yang merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa bentuk
dan makna.
2. Fungsi Bahasa dalam
Masyarakat
Bahasa
mempunyai peranan yang sangat penting dalam hidup manusia. Manusia sudah
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antarsesamanya sejak berabad-abad
silam. Bahasa hadir sejalan dengan sejarah sosial komunitas-komunitas
masyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal
pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya.Bahasa
bersifat arbitrer. Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan
sosial ekonomi suatu masyarakat penggunanya. Hal ini memungkinkan adanya
diferensiasi kosakata antara satu daerah dengan daerah yang lain.Perkembangan
bahasa tergantung pada pemakainya. Bahasa terikat secara sosial,dikontruksi,
dan direkonstruksi dalam kondisi sosial tertentu daripada tertata menurut hukum
yang diatur secara ilmiah dan universal. Oleh karena itu, bahasa dapat
dikatakan sebagai keinginan sosial (Kompas.com: 2006).
Disamping fungsi sosial, bahasa tidak terlepas dari perkembangan budaya
manusia. Bahasa berkembang sejalan dengan perkembangan budaya manusia.
Bahasa berperan meliputi segala aspek
kehidupan manusia. Termasuk salah satu peran tersebut adalah untuk
memperlancar proses sosial manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat
Nababan (dalam Grafura, 2006) bahwa “bahasa adalah bagian dari kebudayaan dan
bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal
sekarang”.Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus
alat adaptasi sosial, hal ini mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa
yang majemuk.Kemajemukan ini membutuhkan satu alat sebagai pemersatu
keberseragaman tersebut.Di sinilah fungsi bahasa sangat diperlukan sebagai alat
integrasi sosial. Bahasa disebutsebagai alat adaptasi sosial apabila seseorang
berada di suatu tempat yang memiliki perbedaan adat, tata krama, dan
aturan-aturan dari tempatnya berasal. Proses adaptasiini akan berjalan baik
apabila terdapat sebuah alat yang membuat satu sama lainnyamengerti, alat
tersebut disebut bahasa. Dari uraian ini dapat kita tarik kesimpulan
bahwa bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia.Salah satu
butir sumpah pemuda adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Dengan dengan demikian bahasa dapat mengikat anggota-anggotamasyarakat
pemakai bahasa menjadi masyarakat yang kuat, bersatu, dan maju.
B . Pengaruh SMS terhadap tananan bahasa
Indonesia.
Seperti yang telah diungkapkan pada latar
belakang diatas bahwa, Maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien,
dan murah, juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata
bahasa. Pemakaian singkatan di dalam menggunakan sms kerap kali membuat
masyarakat menjadi terbawa arus di dalam menuliskan kata-kata baku, sepeti
menulis surat, cacatan dan sebagainya.
Terkadang pemakaian kata yang tak baku di dalam memanfaatkan layanan sms sering kali menimbulkan keraguan atau makna ganda bagi si penerima, tak heran pesan yang kita kirim lewat sms bisa menghasilkan arti yang berbeda dari yang kita maksutkan, mungkin bagi mereka yang mengerti mungkin dengan mudah ia dapat mengartikannya, tapi bagi mereka yang baru pertam akali melihat singkatan seperti ini mungkin ia akan akan bertanya-tanya apa maksud yang hendak di sampaikan oleh si pengirim. Sebagai contoh,” mas tk tngg d skul jm 9 ckranx!!.”
Pada contoh diatas kalau bagi orang yang dituju mungkin akan segera faham, namun bagi orang yang awam atau orang lain mungkin akan tidak jelas. Padahal maksud dari bahasa SMS tersebut adalah “Mas tak tunggu di sekolah jam 9 sekarang”.
Diantara dampak-dampak SMS bagi tatanan bahasa SMS masih banyak sekali. Adapun dampak tersebut dianataranya :
Ø banyak orang yang menulis surat dan sebagainya menggunakan singkatan yang tak baku.
Ø Pemakaian singkatan yang tak baku di dunia jurnalistik adalah sesuatu kesalahan yang fatal.
Ø menjamurnya buku-buku yang berlabel buku bahasa gaul.
C. Pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
Terkadang pemakaian kata yang tak baku di dalam memanfaatkan layanan sms sering kali menimbulkan keraguan atau makna ganda bagi si penerima, tak heran pesan yang kita kirim lewat sms bisa menghasilkan arti yang berbeda dari yang kita maksutkan, mungkin bagi mereka yang mengerti mungkin dengan mudah ia dapat mengartikannya, tapi bagi mereka yang baru pertam akali melihat singkatan seperti ini mungkin ia akan akan bertanya-tanya apa maksud yang hendak di sampaikan oleh si pengirim. Sebagai contoh,” mas tk tngg d skul jm 9 ckranx!!.”
Pada contoh diatas kalau bagi orang yang dituju mungkin akan segera faham, namun bagi orang yang awam atau orang lain mungkin akan tidak jelas. Padahal maksud dari bahasa SMS tersebut adalah “Mas tak tunggu di sekolah jam 9 sekarang”.
Diantara dampak-dampak SMS bagi tatanan bahasa SMS masih banyak sekali. Adapun dampak tersebut dianataranya :
Ø banyak orang yang menulis surat dan sebagainya menggunakan singkatan yang tak baku.
Ø Pemakaian singkatan yang tak baku di dunia jurnalistik adalah sesuatu kesalahan yang fatal.
Ø menjamurnya buku-buku yang berlabel buku bahasa gaul.
C. Pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
Salah satu dampak dari pembangunan dan
perkembangan zaman adalah modernisasi, di mana segala hal yang ada di
lingkungan kita harus selalu ter up-to date. Dampak dari modernisasi
yang paling terlihat adalah gaya hidup, entah itu cara berpakaian, cara
bertutur kata, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju dan lain-lain.
Gaya hidup yang mengarah pada modernisasi tersebut biasanya tampak terlihat
pada kalangan masyarakat (remaja) yang berada pada jenjang pendidikan SMA
sampai Perguruan Tinggi. Mereka yang ingin diakui sebagai remaja zaman sekarang
yang gaul, funky, keren tidak ragu untuk menunjukkan identitas mereka melalui
gaya hidup yang modern.
a. Contoh bahasa gaul dan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Remaja
teman menjadi temen
Tidak menjadi enggak
memang menjadi Emang
b. Struktur Bahasa Gaul yang digunakan ketua HMI
a. Contoh bahasa gaul dan bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Remaja
teman menjadi temen
Tidak menjadi enggak
memang menjadi Emang
b. Struktur Bahasa Gaul yang digunakan ketua HMI
Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus,
singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek,
sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti “memang – emang”.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan
berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk
membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai
kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek,
pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan
penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. (Nyoman
Riasa.1997:25)
1) Pengunaan awalan e
Kata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.
2) Kombinasi k, a, g
Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
3) Sisipan e
Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
1) Pengunaan awalan e
Kata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.
2) Kombinasi k, a, g
Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.
3) Sisipan e
Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
C. Penggunaan Bahasa
Indonesia Sehari-Hari di Masyarakat Saat Ini
Di Indonesia terdapat sejumlah besar bahasa daerah yang masing-masing
dituturkan sebagai alat perhubungan antar warga masyarakat bahasa itu. Karena
hidupnya berdampingan dengan bahasa Indonesia. Terjadilah proses pemengaruhan.
Hal itu nampak sekali dalam bentuk kata dan perluasan kosa kata. Hingga kini
orang masih terlalu banyak menekankan peranan bahasa daerahnya sebagi sumber
dan bukan sebagai penerima. Proses ini sebenarnya bersifat timbal balik. Dalam
bahasa daerah masa kini dapat juga disaksikan masuknya unsur bahasa Indonesia,
atau unsur bahasa asing yang diserap lewat bahasa Indonesia. (Anton M
Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo 1988:20)
Sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia telah melewati rajutan sejarah
yang panjang sejak difungsikan sebagai lingua franca dan bahasa resmi hingga
menjadi bahasa komunikasi ditingkat global. Sudah delapan dasawarsa bahasa
Indonesia hidup, tumbuh, dan berkembang seiring dengan perkembangan peradaban
bangsa. Namun, tidak seperti perjalanan dan dinamika manusia yang makin lama
makin menemukan kematangan dan kesempurnaan hidup, bahasa Indonesia justru mengalami
perubahan yang tidak baik. Diantaranya perubahan yang dilakukan oleh media,
baik cetak maupun elektronik. Tak dapat disangkal lagi, media memiliki daya
sugesti dan persuasi yang begitu kuat terhadap publik. Bahkan, saat ini tidak
sedikit orang yang memiliki ketergantungan informasi terhadap media.
Tak berlebihan kalau dikatakan bahwa bahasa media memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap penggunaan bahasa publik. Penggunaan satuan bahasa
tertentu yang terus berulang dalam sebuah media tak jarang diyakini sebagai
bentuk yang tepat sehingga publik bersikap latah untuk tak segan-segan
menirunya. Contoh yang paling mudah, misalnya kata (dimassa = dipukuli),
seperti dalam kalimat:
“Pencopet yang tertangkap itu dimassa beramai-ramai oleh penduduk kampung”.
Dalam struktur bahasa Indonesia, awalan (bukan kata depan) di- yang
melekat pada nomina (kata benda) yang berfungsi untuk membentuk verba (kata
kerja) hampir tidak pernah ditemukan. Kita tidak pernah mengenal bentuk verba dirumah,
dibatu, dibola, dan semacamnya. Demikian juga penggunaan kata penunjuk
jamak “para” yang seharusnya tak perlu lagi digunakan didepan nomina
jamak, seperti para politisi atau para kritisi yang seharusnya para politikus
atau para kritikus.
Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja
yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam
penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan
bahasa tidak baik dan tidak benar. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari
bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada
akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para
anak jalanan yang disebabkan dalam pergaulan sebagai preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan
oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang
peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional,
bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks
kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang
terutama digunakan disuatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa
gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan
kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang
bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Contoh penggunaan bahasa gaul sebagai
berikut :
“Aku, Saya” diartikan “Gue”
“Kamu” menjadi “Elo”
“Tidak” menjadi “Gak”
Contoh kalimatnya:
Gak peduli emang gue pikirin !
Gak juga kali !
Loe aja, gue engak !
D. Berbicara dalam Sebuah Forum yang Resmi
Dengan dibiasakan berbicara bahasa Indonesia membuat kita mudah menguasinya
dan tidak merasa canggung dalam berbicara disebuah forum yang formal. Bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa persatuan dan bahasa yang dapat menyatukan
bangsa ini sudah sewajarnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara
dengan bahasa yang baik tentu akan sulit kalau tidak diterapkan dan dibiasakan
apalagi berbicara disebuah forum yang sangat resmi tentu tidaklah semudah yang
dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah berbicara setiap orang mampu akan
berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi yang resmi sering
menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur
dan akhirnya bahasanyapun menjadi tidak teratur pula. Bahkan yang lebih parah
lagi, ada yang tidak berani berbicara sama sekali. (Maidar G. Arsjad dan Mukti
U.S 1991:23)
Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, tetapi saling
berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat
dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan
komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh
pembicara, tetapi juga oleh para pendengar.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan
persendian. Jika dilakukan dengan tatap muka, gerak tangan dan mimik juga
berperan.
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan
pembicaraan secara efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi
pembicaraanya. Seorang pembicara, berbicara karena ingin pikiranya dimiliki
oleh orang lain. Karena itu pembicara ingin disimak, dan ingin didengar.
Seseorang pembicara yang merasa tidak didengar, tentulah merasa tidak senang,
dan hal ini dapat membuat seluruh kegiatanya gagal. Hendaknya pendengar
bersedia memahami dan mengangap apa yang didengarnya sehingga timbul hubungan
timbal balik yang aktif. Usaha menjadikan kegiatan berbicara ini menjadi
aktivitas forum yang hidup dan terlepas dari persyaratan adanya pendengar yang
baik.
Tentu saja mendengar bukanlah sekedar mendengar. Dalam mendengarkan kita
juga berpikir agar kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya
pendengar yang cakap, pandai memilih dan mengingat apa yang penting dan
mengabaikan yang tidak penting. Seseorang yang terampil menyimak akan mampu
menganalisis secara kritis dan menyimpulkan pokok-pokok suatu pembicaraan. Hal
ini tentu memerlukan latihan, sama halnya dengan kemampuan berbicara. Apabila
kita terbiasa berbicara dan terlatih tentu akan memudahkan kita dalam
mengungkapkan pendapat ataupun mendengarkan.
BAB 3
Penutup
A. kesimpulan
a. Dengan adanya media elektronik berupa HP memang memberikan banyak
kemudahan dan membantu kita karena HP mempunyai multiguna. Akan tetapi kalau
kita tengok ke bahasa SMS, hal tersebut akan mempengarui tatanan bahasa
Indonesia karena diakui atau tidak masyarakat pada umumnya tidak mau mengambil
kesulitan dalam mengirimkan sebuah pesan ataupun yang lainya.
b. Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan zaman yang kian mengalami kejuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi. Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Oleh karenanya kita sebagai generasi penerus bangga harus bisa memberdayakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
b. Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan zaman yang kian mengalami kejuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi. Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Oleh karenanya kita sebagai generasi penerus bangga harus bisa memberdayakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
B. Saran-saran
a. Gunakanlah bahasa
Indonesia yang sesuai dalam situasi yang resmi dan formal.
b. Berbicara itu mudah
jika kita mau membiasakanya dan belajar dengan rajin.
c. Dalam situasi yang
resmi jangan merasa canggung agar kita tidak kehilangan konsentrasi. Kita harus
percaya diri untuk menghilangkan kecanggungan itu.
d. Teruslah menjaga dan
melestarikan bahasa Indonesia kita.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan
disana sini, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat Kami harapkan, karena
tiada gading yang tak retak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. “Perubahan Penggunaan Bahasa Indonesia”. Dalam http://mgmpbismp.co.cc/2009/06/17/perubahan-penggunaan- bahasa-indonesia/
Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa Indah.
St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
UNS Press.
. Bahasa Prokem
Indonesia. Wikipedia Indonesia,
(online).(http://id.wikipedia.org diunduh 1 Mei 2012) ______ . 2006.
Remaja dab Mahasiswa Banyak
Gunakan Bahasa Gaul . Kompas.com,(online).(http://m.kompas.com
Bahasa Gaul Remaja Indonesia.
Cerpen Lubis Grafura(online).(http://lubisgrafura.wordpress.com
Bahasa Gaul Gitu Looh«. Indoforum, (online).(http//www.indoforum.org.. 2009. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul di Kalangan Remaja di Taman Oval Markoni Kota Tarakan
.Cari Ilmu Online Borneo, (online).(http://massofa.wordpress.com.
Diunduh 28 April 2012)Tajudin, Qaris. 2007.
Secara Gue Gaul Gitu Loh!. Bahasa
Gaul dan Solidaritas
Kaum Muda,Kompas, (online).(http://groups.yahoo.com.
Diunduh Mei 2012)Urbanus, Doddy. 2009. . Bahasa Kita, (online).(http://doddyurbanus.blog.plasa.com
diunduh Mei 2012)
Ada yang tau ga' "Sistem Lanuang" itu apa ?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus