Selasa, 08 Mei 2012

pengaruh SMS dan bahasa gaul terhadap tatanan bahasa indonesia


BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indonesia kebutuhan dunia komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Kita tahu bahwa masyarakat kita (Indonesia) sangat menjunjung kesantunan dalam berbahasa. Makna yang akan disampaikan tidak hanya terkait dengan pemilihan kata, tetapi juga cara penyampaiannya. Sebagai contoh, pemilihan kata yang tepat apabila disampaikan dengan cara kasar akan tetapi dianggap kurang santun.
Senada dengan pendapat (St. Y. Slamet 2008:31) Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan ditulis dan dibaca, disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara.
Di Indonesia sendiri didalam kehidupan sehari-hari masih banyak yang menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, mereka beranggapan bahwa menggunakan bahasa Indonesia dalam sehari-hari akan terasa seperti bergaya dan berlebihan. Sesungguhnya manfaat dari berbahasa Indonesia ini yaitu memberikan atau melatih kita supaya terbiasa berbahasa Indonesia, sehingga apabila kita dalam sebuah forum yang formal kita akan mudah menguasai bahasa Indonesia yang sopan dan bisa memberikan pemahaman terhadap orang lain dengan jelas. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat pengaruh bahasa dari beberapa media cetak baik tulis maupun media elektronik, dan juga ada pengaruhnya dari bahasa remaja atau yang dikenal dengan bahasa gaul, sehingga bisa jadi bahasa yang kita gunakan tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
Dewasa ini banyak beredar pertanyaan, “Benarkah bahasa SMS dan bahasa gaul merusak tatanan bahasa Indonesia?” . Maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan murah, juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Pemakaian singkatan di dalam menggunakan sms kerap kali membuat masyarakat menjadi terbawa arus di dalam menuliskan kata-kata baku, sepeti menulis surat, cacatan dan sebagainya.
Begitu pula yang terjadi pada bahasa anak zaman sekarang atau yang di sebut dengan bahasa gaul. Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

B. Rumusan masalah
Seiring dengan latar belakang diatas kami merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pengaruh SMS terhadap tatanan bahasa Indonesia?
b. Bagaimanakah Pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia?

C. Tujuan
Seiring dengan perkembangan rumusan masalah yang kami  rumuskan diatas, maka tujuan kami menulis makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaruh SMS terhadap tatanan bahasa Indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.

D. Manfaat
Manfaat yang akan didapat dalam penulisan makalah ini adalah (1) manfaat secara teoritis dan (2) manfaat secara praktis.
a. Manfaat teoritis
Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan yang berhubungan dengan pengaruh SMS dan bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
b. Manfaat praktis
Secara praktis makalah ini dapat bermanfaat :
a) bagi penulis, untuk dijadikan referensi dan bahan presentasi  tugas bahasa indonesia.
b) bagi keluarga atau teman-teman MA Walisongo Pecangaan Jepara, makalah ini diha     rapkan dapat memberi     informasi tentang Pengaruh SMS dan bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
c) bagi pembaca secara umum, Makalah ini diharapkan dapat memberi informasi dan dapat membantu menumbuhkan rasa solidaritas dan cinta terhadap bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa kita tercinta ini yaitu bahasa Indonesia tetap utuh dan jaya selamanya.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan Tinjaun Pustaka. Metode observasi merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang secara langsung.
Sedangkan tinjaun pustaka adalah suatu metode dengan menggali sumber dari berbagai sumber refrensi seperti buku, koran, majalah, kamus, internet ataupun pendapat para ahli yang telah terbukti kebenarannya.
BAB 2
Pembahasan
A. Landasan teori
1.      Pengertian Bahasa
Menurut Chaer (dalam Massofa, 2009) bahasa adalah suatu sistem lanuang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkornunikasi, dan mengindenfikasi diri. Menurut pendapat di atas maka dapatdisimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk  berkornunikasi.Keraf (dalam Massofa, 2009) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang,yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi dan yang mempunyai makna. Bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Menurut pendapat tersebutdapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap yang merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa bentuk dan makna.
2. Fungsi Bahasa dalam Masyarakat
            Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam hidup manusia. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antarsesamanya sejak berabad-abad silam. Bahasa hadir sejalan dengan sejarah sosial komunitas-komunitas masyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya.Bahasa bersifat arbitrer. Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan sosial ekonomi suatu masyarakat penggunanya. Hal ini memungkinkan adanya diferensiasi kosakata antara satu daerah dengan daerah yang lain.Perkembangan bahasa tergantung pada pemakainya. Bahasa terikat secara sosial,dikontruksi, dan direkonstruksi dalam kondisi sosial tertentu daripada tertata menurut hukum yang diatur secara ilmiah dan universal. Oleh karena itu, bahasa dapat dikatakan sebagai keinginan sosial (Kompas.com: 2006).
Disamping fungsi sosial, bahasa tidak terlepas dari perkembangan budaya manusia. Bahasa berkembang sejalan dengan perkembangan budaya manusia. 
 5
BAB II

LANDASAN TEORI2.1 Pengertian Bahasa
Menurut Chaer (dalam Massofa, 2009) bahasa adalah suatu sistem lanuang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkornunikasi, dan mengindenfikasi diri. Menurut pendapat di atas rnaka dapatdisimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk  berkornunikasi.Keraf (dalam Massofa, 2009) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang,yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi dan yang mempunyaimakna. Bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Menurut pendapat tersebutdapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap yangmerupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa bentuk dan makna.
2.2 Fungsi Bahasa dalam Masyarakat
 Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam hidup manusia. Manusiasudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antarsesamanya sejak berabad-abad silam. Bahasa hadir sejalan dengan sejarah sosial komunitas-komunitasmasyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya.Bahasa bersifat arbitrer. Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budayadan sosial ekonomi suatu masyarakat penggunanya. Hal ini memungkinkan adanyadiferensiasi kosakata antara satu daerah dengan daerah yang lain.Perkembangan bahasa tergantung pada pemakainya. Bahasa terikat secara sosial,dikontruksi, dan direkonstruksi dalam kondisi sosial tertentu daripada tertata menuruthukum yang diatur secara ilmiah dan universal. Oleh karena itu, bahasa dapat dikatakansebagai keinginan sosial (Kompas.com: 2006).Disamping fungsi sosial, bahasa tidak terlepas dari perkembangan budayamanusia. Bahasa berkembang sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Bahasa
 
 6
dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi di dalam masyarakat. Sehingga, bahasa dapat disebut sebagai cermin zamannya.Sumarsono dan Paini Partana (dalam Grafura
 ,
2006) menyatakan bahwa bahasasebagai produk sosial atau produk budaya. Bahasa tidak dapat dipisahkan dengankebudayaan manusia. Sebagai produk sosial atau budaya, bahasa berfungsi sebagaiwadah aspirasi sosial, kegiatan dan perilaku masyarakat, dan sebagai wadah penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa itu.Keraf (dalam Grafura, 2006) yang menyatakan bahwa bahasa apabila ditinjaudari dasar dan motif pertumbuhannya, bahasa berfungsi sebagai (1) alat untuk menyatakan ekspresi diri, (2) alat komunikasi, (3) alat untuk mengadakan integrasi danadaptasi sosial, dan (4) alat untuk mengadakan kontrol sosial.Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri dipergunakan untuk mengkespresikan segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran dan perasaan penuturnya.Ungkapan pikiran dan perasaan manusia dipengaruhi oleh dua hal yaitu oleh keadaan pikiran dan perasaan itu sendiri. Ekspresi bahasa lisan dapat dilihat dari mimik,lagu/intonasi, tekanan, dan lain-lain. Ekspresi bahasa tulis dapat dilihat dengan diksi, pemakaian tanda baca, dan gaya bahasa. Ekspresi diri dari pembicaraan seseorangmemperlihatkan segala keinginannya, latar belakang pendidikannya, sosial, ekonomi.Selain itu, pemilihan kata dan ekspresi khusus dapat menandai indentitas kelompok dalam suatu masyarakat.Menurut Pateda (dalam Grafura, 2006) bahwa bahasa merupakan saluran untuk menyampaikan semua yang dirasakan, dipikirkan, dan diketahui seseorang kepadaorang lain. Bahasa juga memungkinkan manusia dapat bekerja sama dengan orang laindalam masyarakat. Hal tersebut berkaitan erat bahwa hakikat manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bahasa untuk memenuhi hasratnya.Sebagai alat komunikasi, bahasa mempunyai fungsi sosial dan fungsi kultural.Bahasa sebagai fungsi sosial adalah sebagai alat perhubungan antaranggota masyarakat.Sedangkan sebagai aspek kultural, bahasa sebagai sarana pelestarian budaya dari satugenerasi ke generasi berikutnya. Hal ini meliputi segala aspek kehidupan manusia yangtidak terlepas dari peranan kehidupan manusia yang tidak terlepas dari peranan bahasasebagai alat untuk memperlancar proses sosial manusia.
Bahasa berperan meliputi segala aspek kehidupan manusia. Termasuk salah satu peran tersebut adalah untuk memperlancar proses sosial manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Nababan (dalam Grafura, 2006) bahwa “bahasa adalah bagian dari kebudayaan dan bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal sekarang”.Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal ini mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk.Kemajemukan ini membutuhkan satu alat sebagai pemersatu keberseragaman tersebut.Di sinilah fungsi bahasa sangat diperlukan sebagai alat integrasi sosial. Bahasa disebutsebagai alat adaptasi sosial apabila seseorang berada di suatu tempat yang memiliki perbedaan adat, tata krama, dan aturan-aturan dari tempatnya berasal. Proses adaptasiini akan berjalan baik apabila terdapat sebuah alat yang membuat satu sama lainnyamengerti, alat tersebut disebut bahasa. Dari uraian ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia.Salah satu butir sumpah pemuda adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dengan dengan demikian bahasa dapat mengikat anggota-anggotamasyarakat pemakai bahasa menjadi masyarakat yang kuat, bersatu, dan maju.

B . Pengaruh SMS terhadap tananan bahasa Indonesia.
Seperti yang telah diungkapkan pada latar belakang diatas bahwa, Maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan murah, juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Pemakaian singkatan di dalam menggunakan sms kerap kali membuat masyarakat menjadi terbawa arus di dalam menuliskan kata-kata baku, sepeti menulis surat, cacatan dan sebagainya.
Terkadang pemakaian kata yang tak baku di dalam memanfaatkan layanan sms sering kali menimbulkan keraguan atau makna ganda bagi si penerima, tak heran pesan yang kita kirim lewat sms bisa menghasilkan arti yang berbeda dari yang kita maksutkan, mungkin bagi mereka yang mengerti mungkin dengan mudah ia dapat mengartikannya, tapi bagi mereka yang baru pertam akali melihat singkatan seperti ini mungkin ia akan akan bertanya-tanya apa maksud  yang hendak di sampaikan oleh si pengirim. Sebagai contoh,” mas tk tngg d skul jm 9 ckranx!!.”
Pada contoh diatas kalau bagi orang yang dituju mungkin akan segera faham, namun bagi orang yang awam atau orang lain mungkin akan tidak jelas. Padahal maksud dari bahasa SMS tersebut adalah “Mas tak tunggu di sekolah jam 9 sekarang”.
Diantara dampak-dampak SMS bagi tatanan bahasa SMS masih banyak sekali. Adapun dampak tersebut dianataranya :
Ø banyak orang yang menulis surat dan sebagainya menggunakan singkatan yang tak baku.
Ø Pemakaian singkatan yang tak baku di dunia jurnalistik adalah sesuatu kesalahan yang fatal.
Ø menjamurnya buku-buku yang berlabel buku bahasa gaul.

C. Pengaruh bahasa gaul terhadap tatanan bahasa Indonesia.
Salah satu dampak dari pembangunan dan perkembangan zaman adalah modernisasi, di mana segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter up-to date. Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, entah itu cara berpakaian, cara bertutur kata, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju dan lain-lain. Gaya hidup yang mengarah pada modernisasi tersebut biasanya tampak terlihat pada kalangan masyarakat (remaja) yang berada pada jenjang pendidikan SMA sampai Perguruan Tinggi. Mereka yang ingin diakui sebagai remaja zaman sekarang yang gaul, funky, keren tidak ragu untuk menunjukkan identitas mereka melalui gaya hidup yang modern.

a. Contoh bahasa gaul dan bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Remaja
teman menjadi temen
Tidak menjadi enggak
memang menjadi Emang

b. Struktur Bahasa Gaul yang digunakan ketua HMI
Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti “memang – emang”.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. (Nyoman Riasa.1997:25)

1) Pengunaan awalan e

Kata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.

2) Kombinasi k, a, g

Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.

3) Sisipan e

Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
C. Penggunaan Bahasa Indonesia Sehari-Hari di Masyarakat Saat Ini
Di Indonesia terdapat sejumlah besar bahasa daerah yang masing-masing dituturkan sebagai alat perhubungan antar warga masyarakat bahasa itu. Karena hidupnya berdampingan dengan bahasa Indonesia. Terjadilah proses pemengaruhan. Hal itu nampak sekali dalam bentuk kata dan perluasan kosa kata. Hingga kini orang masih terlalu banyak menekankan peranan bahasa daerahnya sebagi sumber dan bukan sebagai penerima. Proses ini sebenarnya bersifat timbal balik. Dalam bahasa daerah masa kini dapat juga disaksikan masuknya unsur bahasa Indonesia, atau unsur bahasa asing yang diserap lewat bahasa Indonesia. (Anton  M Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo 1988:20)
Sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia telah melewati rajutan sejarah yang panjang sejak difungsikan sebagai lingua franca dan bahasa resmi hingga menjadi bahasa komunikasi ditingkat global. Sudah delapan dasawarsa bahasa Indonesia hidup, tumbuh, dan berkembang seiring dengan perkembangan peradaban bangsa. Namun, tidak seperti perjalanan dan dinamika manusia yang makin lama makin menemukan kematangan dan kesempurnaan hidup, bahasa Indonesia justru mengalami perubahan yang tidak baik. Diantaranya perubahan yang dilakukan oleh media, baik cetak maupun elektronik. Tak dapat disangkal lagi, media memiliki daya sugesti dan persuasi yang begitu kuat terhadap publik. Bahkan, saat ini tidak sedikit orang yang memiliki ketergantungan informasi terhadap media.
Tak berlebihan kalau dikatakan bahwa bahasa media memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penggunaan bahasa publik. Penggunaan satuan bahasa tertentu yang terus berulang dalam sebuah media tak jarang diyakini sebagai bentuk yang tepat sehingga publik bersikap latah untuk tak segan-segan menirunya. Contoh yang paling mudah, misalnya kata (dimassa = dipukuli), seperti dalam kalimat:
“Pencopet yang tertangkap itu dimassa beramai-ramai oleh penduduk kampung”.
Dalam struktur bahasa Indonesia, awalan (bukan kata depan) di- yang melekat pada nomina (kata benda) yang berfungsi untuk membentuk verba (kata kerja) hampir tidak pernah ditemukan. Kita tidak pernah mengenal bentuk verba dirumah, dibatu, dibola, dan semacamnya. Demikian juga penggunaan kata penunjuk jamak “para” yang seharusnya tak perlu lagi digunakan didepan nomina jamak, seperti para politisi atau para kritisi yang seharusnya para politikus atau para kritikus.

Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan yang disebabkan dalam pergaulan sebagai preman.                      
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan disuatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Contoh penggunaan bahasa gaul sebagai berikut :
“Aku, Saya” diartikan “Gue”
“Kamu” menjadi “Elo”
 “Tidak” menjadi “Gak”
Contoh kalimatnya:
Gak peduli emang gue pikirin !
Gak juga kali !
Loe aja, gue engak !

D.  Berbicara dalam Sebuah Forum yang Resmi
Dengan dibiasakan berbicara bahasa Indonesia membuat kita mudah menguasinya dan tidak merasa canggung dalam berbicara disebuah forum yang formal. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan dan bahasa yang dapat menyatukan bangsa ini sudah sewajarnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbicara dengan bahasa yang baik tentu akan sulit kalau tidak diterapkan dan dibiasakan apalagi berbicara disebuah forum yang sangat resmi tentu tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah berbicara setiap orang mampu akan berbicara, namun berbicara secara formal atau dalam situasi yang resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang dikemukakan menjadi tidak teratur dan akhirnya bahasanyapun menjadi tidak teratur pula. Bahkan yang lebih parah lagi, ada yang tidak berani berbicara sama sekali. (Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S 1991:23)
Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara, tetapi juga oleh para pendengar.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan persendian. Jika dilakukan dengan tatap muka, gerak tangan dan mimik juga berperan.
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pembicaraan secara efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi pembicaraanya. Seorang pembicara, berbicara karena ingin pikiranya dimiliki oleh orang lain. Karena itu pembicara ingin disimak, dan ingin didengar. Seseorang pembicara yang merasa tidak didengar, tentulah merasa tidak senang, dan hal ini dapat membuat seluruh kegiatanya gagal. Hendaknya pendengar bersedia memahami dan mengangap apa yang didengarnya sehingga timbul hubungan timbal balik yang aktif. Usaha menjadikan kegiatan berbicara ini menjadi aktivitas forum yang hidup dan terlepas dari persyaratan adanya pendengar yang baik.
Tentu saja mendengar bukanlah sekedar mendengar. Dalam mendengarkan kita juga berpikir agar kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya pendengar yang cakap, pandai memilih dan mengingat apa yang penting dan mengabaikan yang tidak penting. Seseorang yang terampil menyimak akan mampu menganalisis secara kritis dan menyimpulkan pokok-pokok suatu pembicaraan. Hal ini tentu memerlukan latihan, sama halnya dengan kemampuan berbicara. Apabila kita terbiasa berbicara dan terlatih tentu akan memudahkan kita dalam mengungkapkan pendapat ataupun mendengarkan.

BAB 3
Penutup
A. kesimpulan
a. Dengan adanya media elektronik berupa HP memang memberikan banyak kemudahan dan membantu kita karena HP mempunyai multiguna. Akan tetapi kalau kita tengok ke bahasa SMS, hal tersebut akan mempengarui tatanan bahasa Indonesia karena diakui atau tidak masyarakat pada umumnya tidak mau mengambil kesulitan dalam mengirimkan sebuah pesan ataupun yang lainya.
b. Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan zaman yang kian mengalami kejuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi. Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Oleh karenanya kita sebagai generasi penerus bangga harus bisa memberdayakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

B. Saran-saran
a.  Gunakanlah bahasa Indonesia yang sesuai dalam situasi yang resmi dan formal.
b. Berbicara itu mudah jika kita mau membiasakanya dan belajar dengan rajin.
c. Dalam situasi yang resmi jangan merasa canggung agar kita tidak kehilangan konsentrasi. Kita harus percaya diri untuk menghilangkan kecanggungan itu.
d. Teruslah menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia kita.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan disana sini, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat Kami harapkan, karena tiada gading yang tak retak.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. “Perubahan Penggunaan Bahasa Indonesia”. Dalam http://mgmpbismp.co.cc/2009/06/17/perubahan-penggunaan- bahasa-indonesia/
Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa Indah.
St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press.
    . Bahasa Prokem Indonesia. Wikipedia Indonesia, (online).(http://id.wikipedia.org diunduh 1 Mei 2012) ______ . 2006.
 Remaja dab Mahasiswa Banyak Gunakan Bahasa Gaul . Kompas.com,(online).(http://m.kompas.com
 Bahasa Gaul  Remaja Indonesia. Cerpen Lubis Grafura(online).(http://lubisgrafura.wordpress.com
 Bahasa Gaul Gitu Looh«. Indoforum, (online).(http//www.indoforum.org.. 2009. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul di Kalangan Remaja di Taman Oval  Markoni Kota Tarakan
.Cari Ilmu Online Borneo, (online).(http://massofa.wordpress.com. Diunduh 28 April 2012)Tajudin, Qaris. 2007.
Secara Gue Gaul Gitu Loh!. Bahasa Gaul dan Solidaritas Kaum Muda,Kompas, (online).(http://groups.yahoo.com. Diunduh Mei 2012)Urbanus, Doddy. 2009. . Bahasa Kita, (online).(http://doddyurbanus.blog.plasa.com diunduh Mei 2012)



2 komentar: