Rabu, 09 Mei 2012

Menggapai Asa Hidup

Judul Buku : Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Published, Jakarta
Tebal : 232 Halaman

Bagaimana rasanya jika kita dihadapkan pada suatu kenyataan yang pahit sekaligus menyakitkan?  

Atau bagaimana rasanya jika kita didatangi malaikat maut disaat yang tak terduga-duga. Hal itulah yang dialami Gita Sesa Wanda Cantika atau yang sering dipanggil Keke. Ia divonis mengidap penyakit Rabdosmiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia.

Keke adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun. Ketika divonis memiliki penyakit kanker mematikan tersebut dokter mengatakan bahwa ia tak akan bertahan lebih dari  5 hari. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat seperti monster. Walau dalam keadaan sulit Keke terus berjuang untuk tetap bersekolah seperti layaknya gadis normal lainnya.

Perjuangan panjang Keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter dunia bertanya-tanya.

Namun kanker itu kembali setelah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar nafasnya di dunia semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan kesempatan untuk bernafas lebih lama dari lima hari bertahan menjadi 3 tahun lamanya, walaupun pada akhirnya ia harus mengaku kalah dengan penyakit kanker yang dideritanya. Dokter pun akhirnya menyerah untuk tetap menangani kasus yang menyulitkan dunia kedokteran.

Di nafas terakhir itulah ia menuliskan sebuah Surat Kecil Untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan harapan seorang remaja untuk bisa hidup dan berada didekat orang yang di sayanginya lebih lama. Inilah kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap agar tidak ada lagi air mata di dunia ini seperti apa yang telah terjadi padanya dan berharap agar semua itu tidak terjadi pada siapapun di dunia ini.

Tokoh Keke merupakan teladan bagi semua orang terlebih kaum remaja yang  masih mempunyai banyak kesempatan untuk bermimpi. Keke adalah seorang sosok yang masih belia namun tidak mudah  putus asa, selalu mensyukuri nikmat dan tidak mengeluh akan semua cobaan yang dihadapinya. Ia selalu berusaha ceria di depan orang-orang  terdekatnya walaupun dengan keadaan yang selalu dibayangi rasa takut akan kematian yang kini mengintainya.

Hal ini dapat dilihat pada bagian V tentang “Hari Indah Itu Telah Datang” pada paragraf ke-3;
aku mensyukuri semua karena ini adalah cobaan Tuhan untukku/ kesalahan besar bagi seorang teman apabila lebih mementingkan egonya demi kepentingan pribadi/ padahal  temannya tersakiti/ seharusnya seorang teman harus mempunyai rasa pengertian dan kebersamaan yang tinggi kepada temannya sendiri.

Agnes Davonar, sebagai pengarang yang berpengalaman mampu menghidupkan jalan cerita dengan urut mulai dari bagian I sampai XI dan mampu menghidupkan suasana waktu terjadi ketegangan.

Dalam hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang disampaikan melalui dialog para tokoh, hingga menyebabkan dialog nya tidak sesuai setting. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya Novel ini dapat memotivasi semua orang terlebih para remaja yang  sekarang ini tengah mengejar cita-cita mereka.

Tuhan/ andai aku bisa kembali/ aku tak ingin ada tangisan di dunia ini// Tuhan/ andai aku bisa kembali/ aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain// Tuhan/ bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu// Tuhan/ bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu// Tuhan/ biakanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku/ untuk memandang langit dan bulan setiap harinya. (Shofwatun Amaliyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar